A’IDH al-Qarni, menulis buku La Tahzan dengan ringan dan
inspiratif. Dalam salah satu kutipannya, ia menulis:
“Mengingat
dan mengenang masa lalu, kemudian bersedih atas nestapa dan kegagalan di
dalamnya merupakan tindakan bodoh dan gila. Itu sama artinya membunuh semangat,
memupuskan tekad dan mengubur masa depan yang belum terjadi.”
Bagi orang yang berpikir,
berkas-berkas masa lalu akan dilipat dan tak akan pernah dilihat lagi. Cukup
ditutup rapat-rapat dan disimpan dalam ruang-ruang penglupaan, diikat dengan
tali yang kuat dalam penjara pengacuhan selamanya atau diletakkan dalam ruang
gelap yang tidak tertembus cahaya. Yang demikian, karena masa lalu telah
berlalu dan habis. Kesedihan tak akan mampu mengembalikannya lagi, keresahan
tak akan mampu memperbaikinya kembali, kegundahan tak akan mampu merubahnya
menjadi terang, kegalauan tak akan mampu menghidupkannya kembali, karena memang
ia sudah tak ada.
Ia menulis:
“Jangan pernah hidup dalam mimpi buruk masa
lalu atau di bawah payung gelap masa silam. Selamatkan diri Anda dalam bayangan
masa lalu! Apakah Anda ingin mengembalikan air sungai yang mengalir ke hulu,
matahari kembali ke tempat terbit, seorok bayi ke perut ibunya, air susu ke
payudara ibu dan air mata ke kelopak mata.
Segala
keburukan yang pernah kau alami, biarkanlah itu berlalu. Jadikanlah itu sebagai
‘ibrah, batu loncatan untuk melangkah
menuju masa depan yang lebih baik. Semakna dengan ini, ada di antara bijak
bestari yang memberikan percikan hikmahnya, “Tidak ada insan suci yang tidak
mempunyai masa lampau dan tidak ada
insan yang berdosa yang tidak mempunyai masa depan.”
Masih dalam buku terlaris di Timur
Tengah, dan juga di Indonesia itu, doktor yang menghafal lebih dari 10.000 bait
syair Arab kuno dan modern itu menulis:
“Jika kamu berada
di pagi hari, janganlah menunggu sore tiba, hari inilah yang akan Anda jalani,
bukan hari kemarin yang telah berlalu dengan segala kebaiakan dan keburukannya
dan bukan pula esok hari yang belum pasti. Hari yang saat ini mataharinya
menyinari Anda dan siangnya menyapa Anda,
inilah hari Anda.
Umur Anda, mungkin
tinggal hari ini. Maka anggaplah masa hidup Anda
hanya hari ini, atau seakan-akan Anda dilahirkan hari ini dan akan meninggal
hari ini juga. Dengan begitu, hidup
Anda tak akan tercabik-cabik di antara gumpalan keresahan, kesedihan dan duka
masa lalu dengan bayangan masa depan yang penuh dengan ketidakpastian dan acap
kali menakutkan.”
Hari yang datang ini, manfaatkanlah. Gunakanlah waktu ini dengan banyak-banyak melahirkan ‘anak’
kebaikan. Karena besok belum pasti juga akan datang bagimu. Maka hari ini
adalah waktu yang teramat berharga untukmu. Marilah songsong kemenangan yang
besar, kesuksesan yang besar!
Pada konteks ini, tak ada salahnya sejenak mentafakkuri sebuah syair bagus yang
dilantunkan Opick di bawah ini.
Bagaimana kau merasa bangga
Akan dunia yang sementara
Bagaimanakah bila semua
Hilang dan pergi meninggalkan dirimu
Bagaimanakah bila saatnya
Waktu terhenti tak kau sadari
Masihkah ada jalan bagimu
Untuk kembali mengulang ke masa lalu
Dunia dipenuhi dengan hiasan
Semua dan segala yang ada akan kembali pada-Nya
Bila waktu tlah memanggil
Teman sejati hanyalah amal
Bila waktu tlah berhenti
Teman sejati tinggallah sepi
No comments:
Post a Comment