KESOMBONGAN hanya
akan mendatangkan kecelakaan dan kehancuran. Orang yang sombong lambat laun
akan dihancurkan oleh alam, karena tabiat alam semesta yang tidak menghendaki
kesombongan. Walau telah berusaha sekuat tenaga, menghabiskan malam menjadi
siang hingga membuahkan temuan-temuan mutakhir, tetaplah hal itu mengandung
kekurangan.
”Tak ada yang abadi di bawah
matahari,” begitu kata salah satu kutipan.
Hasil kreativitas otak yang
kita banggakan, bisa jadi akan dihantam oleh badai lautan yang dahsyat, yang
mengakibatkan hancurnya kapal impian yang kita buat. Atau, dengan perkembangan
komunikasi, informasi, sains dan teknologi di daratan bumi ini, justru hal itu
mendatangkan ketidakberesan-ketidakberesan.
Kesombongan hanya akan
mendatangkan kecelakaan dan kehancuran. Maka lihatlah Titanic, kapal mewah
tercanggih masa itu. Waktu pertama kali film tentang ini dirilis beberapa tahun
lalu, banyak sekali yang antusias, bahkan ada yang beberapa kali menontonnya
pada versi layar lebar. Saking menariknya ini film, di televisi beberapa kali
diputar filmnya. Kenapa kapal besar itu bisa karam, tenggelam dan menewaskan
begitu banyak korban jiwa?
Jawabannya mungkin bisa kita dapat dari Ned Halley.
Dalam bukunya the Best – Ever Book of Disaster yang diterbitkan Elex
Media (2004), Halley menulis kurang lebih seperti ini:
“Seharusnya
peristiwa ini tidak perlu terjadi. Malam hari tanggal 14 April 1912, Kapten
kapal penumpang mewah terbesar di dunia tahu bahwa ia berada di laut berbahaya.
Ya, sang kapten telah mafhum bahwa itu daerah berbahaya! Tapi dicobanya juga ke
situ. Memang begitu, terkadang kita sudah tahu bahaya tapi kita malah berani
untuk menerjangnya. Sekalipun telah diperingatkan oleh kapal-kapal di
sekitarnya, Titanic berlayar hampir dengan kecepatan maksimal.”
Nah, sudah diperingatkan oleh
kawan-kawannya sesama pelaut bahwa di situ itu daerah berbahaya. Dikatakan:
”Janganlah mendekat ke situ!” Artinya, mendekat saja tidak boleh, apalagi mau
bermain-main dengan ”daerah sensitif dan terlarang” itu. Walaupun peralatan
yang kita miliki begitu canggih, tapi itu bukan jaminan untuk menyepelekan
pendapat orang lain yang peralatannya masih sederhana.
Halley, juga juga spesialis
penulis buku-buku bencana itu melanjutkan tulisannya, ”Pada pukul 23.40, es di
depan menandakan bencana. Kapal seberat 46.000 ton itu menabrak gunung es,
membengkokkan pelat lambungnya sehingga air masuk. Dalam waktu kurang dari tiga
jam, Titanic lenyap dan lebih dari 1500 orang tewas bersamanya.”
Dari fakta di atas, kita bisa lihat bersama.
Beginilah akibat dari rasa bangga, merasa diri hebat, dan menyombongkan diri
terhadap nasehat yang datang. Benarlah kalau begitu kalimat ini, ”Kesombongan hanya akan
mendatangkan kecelakaan dan kehancuran.” []
No comments:
Post a Comment