DALAM hal apa saja,
tiap hari aku harus mendapatkan ilmu baru. Karena ilmu itulah yang kelak akan
membuatku kaya akan kebijaksanaan dan menjadikanku sebenar-benar penuntut ilmu.
Setidaknya, kalaupun tidak full 24
jam, tapi ada ilmu yang didapat.
Kita perlu ber-azzam untuk senantiasa menuntut ilmu,
seperti di bawah ini:
”Setiap
hari ilmuku harus bertambah. Apakah ilmu-ilmu agama ataukah ilmu-ilmu umum yang
berguna untuk masa depanku kelak. Setiap hari ilmuku harus bertambah.
Setidaknya bila tidak sempat membaca beberapa buku, maka satu buku sudahlah
cukup. Jika tidak sempat satu buku sehari, setidaknya seperdua halaman dari
buku itu atau beberapa bab saja. Ataukah satu bab saja, beberapa point
penjelasan atau setidak-tidaknya satu saja kata atau kutipan penting yang
terekam dalam memoriku.”
Terkait dengan mendapatkan
ilmu setiap hari ini, dalam bukunya al-‘Ilmu, Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah
(salah seorang murid dari Syekh Ibnu Taimiyyah) mengutip kata salah seorang
dari generasi salaf. Ia berkata:
”Jika
pada suatu hari ilmuku yang mendekatkan diriku kepada Allah ta’ala tidak
bertambah, maka aku tidak diberkahi pada hari itu sejak matahari terbit.”
Luar
biasa sekali pendahulu
kita.
Mereka takut sekali kayaknya kalau dalam hari-harinya tidak mendapatkan ilmu.
Hal ini berbeda dengan kita. Jaman sekarang kita tampaknya lebih banyak
bercanda, ngobrol yang tidak terlalu menambahkan keimanan dan amal saleh. Tentu saja, inspirasi
baik dari masa lalu itu perlu kita ambil sebagai inspirasi mencari ilmu dalam
konteks hari ini.
Seorang penyair berkata, “Jika hari berlalu sementara aku tidak
bisa mendapatkan apa-apa dari petunjuk dan aku
tidak mendapatkan ilmu, maka pada hari tersebut bukan umurku.” Ada azzam kuat dari kalimat ini, sampai-sampai ia
berkata kalau tidak dapat ilmu dan hidayah, maka hari itu bukan umur dia. Ini
bisa jadi merupakan sebuah cambuk bagi diri sang ulama itu. Ia ingin menguatkan
dirinya dengan disiplin agar tiap hari ada ilmu yang diperolehnya. []
No comments:
Post a Comment