ORANG yang jujur akan dimudahkan dalam prosesnya meniti
sukses. Itu karena orang jujur disukai banyak orang. Logika sederhananya, kalau
kita disukai banyak orang pasti orang lain juga akan tidak segan-segan untuk membantu.
Misal, kita punya 10 kawan yang percaya bahwa kita orang
yang jujur. Kalau satu tidak membantu, bisa jadi yang lainnya akan membantu.
Pastinya dalam 10 orang itu, ada saja lebih dari satu orang yang akan membantu.
Ini berarti dalam 10 orang kenalan kita, ada saja di antara mereka yang
berbesar hati untuk membantu.
Mereka yang berlaku
jujur maka kesuksesan akan menjadi miliknya. Bijak bestari berkata, "Sahabat yg jujur
lebih besar harganya daripada harta benda yg diwarisi dari nenek moyang."
Orang yang jujur biasanya juga akan
lebih beruntung. Keberuntungannya bisa kita lihat dari kisah singkat di bawah
ini. Mari kita lihat:
Ada seorang pria berkebangsaan Eropa
yang telah memeluk Islam. Dia adalah seorang muslim yang baik Islamnya, jujur
dalam tindakannya dan bersemangat untuk menampakkan keislamannya. Dia bangga
dengan Islamnya di hadapan orang-orang kafir. Tidak ada perasaan minder, malu atau perasaan ragu. Bahkan tanpa ada kesempatan terlewatkan
dia selalu bersemangat untuk menampakkan keislamannya itu.
Suatu saat dia bercerita bahwa ada
sebuah iklan lowongan kerja di sebuah instansi pemerintah yang kafir. Pria
muslim yang bangga dengan Islamnya ini mengajukan lamaran untuk mendapat
pekerjaan tersebut. Tentunya dia harus menjalani tes wawancara. Selain dia banyak
juga orang yang ikut tes ini. Saat tiba gilirannya untuk tes wawancara, panitia
khusus wawancara ini mengajukan kepadanya beberapa pertanyaan.
Di antara pertanyaan itu
adalah, “Apakah Anda minum minuman keras?” Dia menjawab, ”Tidak, saya tidak
mengkonsumsi minuman keras karena saya orang Islam dan agama saya melarangnya.”
Mereka bertanya lagi, ”Apakah
Anda memiliki teman kencan atau pacar?” Dia menjawab, ”Tidak, karena agama
Islam yang saya peluk ini telah mengharamkannya. Saya hanya berhubungan dengan
istri yang telah saya nikahi sesuai dengan syariat Allah Swt.”
Selesailah wawancara kerja
itu. Dia keluar dari ruang tes, tetapi dia pesimis akan berhasil dalam
persaingan ini. Ternyata di luar dugaan hasil akhir menyebutkan, semua pelamar
yang jumlahnya banyak itu gagal, hanya dialah satu-satunya yang berhasil
diterima. Kemudian dia pergi menemui ketua panitia tes itu dan
mengatakan:
“Tadinya
saya menunggu pernyataan tidak diterima untuk pekerjaan ini, sebagai balasan
atas perbedaan agama antara saya dan Anda, juga karena saya memeluk Islam. Saya terkejut bisa diterima untuk
bergabung dengan rekan-rekan Kristen di sini. Apa rahasia dibalik itu?“
Ketua panitia menjawab:
“Sebenarnya orang
yang dicalonkan untuk pekerjaan ini, syaratnya harus yang selalu cekatan dan
perhatian penuh dalam setiap keadaan, juga tidak mabuk. Sementara, orang yang
mengkonsumsi minuman keras tidak mungkin bisa demikian. Kami memang mencari
orang yang tidak mengkonsumsi minuman keras, dan Anda terpilih untuk pekerjaan
ini karena Anda memenuhi syarat.“
Maka keluarlah dia dari ruangan seraya
memuji dan bersyukur kepada Allah Swt yang telah melimpahkan untuknya nikmat
yang begitu besar sambil membaca firman Allah:
"Dan
barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah, niscaya Allah jadikan untuknya jalan
keluar." (QS. Ath-Thalaq:
2) []
No comments:
Post a Comment