"Dan orang-orang yang berjihad di (jalan)
kami, sungguh Kami pasti menunjukinya ke jalan-jalan (solusi) kami." (QS. Al-Ankabut: 69)
ADA sebuah pertanyaan yang dilontarkan kepada seorang ulama, ”kalau
ingin bertaubat, apa yang aku lakukan?” Sang ulama menjawab, ”engkau harus
miliki cambuk tekad!” Cambuk itu, ia akan memaksa dirimu untuk
bersungguh-sungguh menjalankan apa-apa yang harus dilakukan. Cambuk tekad itu,
ia akan memecut virus-virus kemalasan dari dalam dirimu dan menggantinya dengan
virus-virus yang rajin dan lebih serius untuk menggapai taubat yang sebenarnya.
Dari negeri jiran, ada seorang
motivator yang juga penulis yang karyanya laku di pasaran. Namanya adalah Billi PS Lim. Dalam bukunya yang berjudul Dare to
Fail atau yang diterjemahkan dengan “Berani Gagal”, Billi menulis sebuah
kutipan yang menarik. Mari kita baca apa yang ditulis Billi:
”Ribuan tokoh besar merintis
kehidupan mulai dari tukang gunting, pemotong/penjual daging, buruh harian,
tukang batu, penambang batubara, pelayan kapal, pembuat roti, petani miskin dan
tentara. (mereka adalah) orang-orang sukses yang mulanya berasal dari kalangan
rakyat jelata (dan) telah mengukir nama dan kemasyhuran yang kukuh serta kekal
abadi, berkat memanfaatkan bakat luar biasa yang tidak dapat dibeli dengan
harta kekayaan di dunia.”
Orang miskin, kalaupun miskin,
janganlah bersedih karena sejarah telah membuktikan pada kita semua bahwa
kesuksesan tidaklah ditentukan dengan kemiskinan dan kekayaan. Orang yang
memiliki kekurangan secara fisik, apakah tidak bisa melihat, mendengar atau
berbicara, juga tidak perlu bersedih hati karena sejarah juga sudah begitu adil
dengan menampilkan tauladan-tauladan yang dari kekurangan merubah itu semua
menjadi energi dahsyat bagi kesuksesannya.
Mari kita lihat lagi, para
tokoh besar yang dikenal di berbagai bidang, yang punya banyak kekurangan
secara fisik, tapi mereka tidak berkecil hati.
Ada Shakespeare yang lumpuh tubuhnya, tapi anehnya dia
berhasil mengarang sandiwara terbaik. Beethoven juga menderita tuli, tapi ia
berhasil menggubah beberapa ornamen musik klasik yang terindah dan sampai
sekarang kalau kita koleksi semacam instrumentalia, maka karya dia tetap tidak
bisa terlewatkan. Masih dari Barat sana, ada Thomas Alfa Edison, lelaki yang
hanya beberapa bulan saja masuk sekolah dan gurunya pernah menyebutnya sebagai
orang ”dungu”, tapi anehnya karir hidupnya bergeliman dengan penemuan-penemuan
besar. Si ”dungu” itu pernah
berkata, ”saya pasti akan sukses!” Wow, yakin sekali dia. Kenapa bisa yakin?
Itu karena aku, kata Edison, telah
kehabisan percobaan yang gagal!
Dari tanahnya Paman Sam, ada
lagi tokoh besar bernama Franklin Delano Roosevelt. Lelaki ini pernah menderita
polio dan lumpuh dari pinggang hingga ke bawah pada usianya yang ke-39, tapi
yang aneh adalah: dia berhasil menjadi satu-satunya orang Amerika yang menjadi
presiden sebanyak empat kali! Luar biasa sekali kan? Dia lumpuh, tapi empat
kali dia menjabat sebagai presiden. Coba kita hitung. Kalau sekali masa
menjabat adalah lima tahun, berarti dua puluh tahun kurang lebih ia menduduki
tahta sebagai orang nomor satu di tanah airnya.
Masih satu ”kampung”, ada
lelaki lain yang bernama John F. Kennedy. Lelaki malang ini pernah menderita
cedera tulang belakang, tapi ia adalah lelaki yang berhasil menjadi presiden
Amerika ke-35. Margareth Thatcher, seorang perempuan, ia dikenal sebagai sekali
sebagai, “wanita besi.” Dialah
wanita pertama dalam sejarah Eropa yang dilantik menjadi perdana menteri.
Abraham Lincoln sering sekali
gagal dalam bisnis dan juga politik, tapi pada 1860 ia terpilih sebagai anggota
kongres, dan diangkat sebagai presiden Amerika ke-16. lelaki lainnya, bernama
Alexander Graham Bell pernah berkata sebuah motivasi untuk terus mencari.
“Bukannya kamu gagal,” kata Bell, tapi apa? Kamu, kata dia, hanya tidak menemui
sesuatu yang lain lagi. Artinya, kalau kamu temukan sesuatu yang lain itu, maka
itulah alamat kesuksesan berada di tanganmu.
Deng Xiao Ping, di masa
mudanya pernah menjadi buruh tidak terhormat, akan tetapi di kemudian hari ia
diberi gelar ‘Paramount Leader’ (pemimpin agung) di Cina. Sebuah kata motivasi
ini bagus sekali agar kita “tahu diri” dan tahu strategi dalam meniti sukses.
“Kalau kamu tidak bisa mengubah arah mata angin,” demikian kata motivasi itu,
“aturlah layar Anda!” menerjang angin itu sulit, karena tekanan angin bisa
lebih besar dari kita. Tapi, kalau kita mengatur layar, maka sungguh kita telah
tahu dimana titik kelebihan kita. Dengan begitu, kita bisa lebih aman dari
terpaan godaan dunia.
“Yang dilihat orang pada
kesuksesan saya hanya 1 %,” begitu kata Soichiro Honda, “tetapi apa yang tidak
mereka lihat adalah 99 %, yaitu kegagalan-kegagalan saya.” Kalau 99 % adalah
kegagalan yang tidak kelihatan, maka sungguh bagus sekali kita renungkan: sudah
berapa kali kegagalan kita dapat? Kalau gagal satu dua kali itu sudah biasa.
Tapi kalau kegagalan itu kita ramu menjadi sesuatu yang berdaya guna tinggi
bagi masyarakat. Jangan sampai hidup kita malah begitu-begitu saja alias tidak
ada gunanya. Kalau itu yang terjadi, maka jadilah kita orang yang fisiknya
manusia, tapi jiwanya sudah keropos dan hampir merusak.
Berkat usaha, Korean Institute
of Science and Technology (KIST) berhasil membuat robot yang dapat berbicara,
melihat dan mendengar. Ia dapat bertugas layaknya anak kecil. Mahatma Gandhi
dari India berkata, “Kepuasan terletak pada usaha, bukan pada hasil. Usaha
dengan keras adalah kemenangan yang hakiki.”
Al-Qarni menulis dalam Miftah
an-Najah:
“Barangsiapa
tegar akan tumbuh. Barangsiapa bersungguh-sungguh akan dapat. Barangsiapa
menaman akan menuai. Barangsiapa sabar akan beruntung. Dan barangsiapa kuat
akan menang.”
“Orang
malas akan tertinggal. Orang bingung akan tertidur. Orang yang kosong akan
menganggur. Orang yang panjang angan-angan tidak akan punya apa-apa.”
“Semut
berjalan pulang dan pergi lebih dari seribu kali. Lebah terbang dan hinggap
berkali-kali. Dan serigala, demi makanan, rela meninggalkan kesenangannya.”
Abu Bakar As-Shiddiq menginfakkan
seluruh hartanya. Maka
dijanjikan padanya untuk dipanggil dari delapan pintu surga. Khalid bin Walid ikut serta dalam seratus
peperangan. Pada perang Yarmuk, ia membunuh lima ribu musuh dan mematahkan
sembilan pedang dengan tangannya sendiri. Ubay bin Ka’ab mengumpulkan Al-Qur’an
dan memperbaiki bacaannya, maka Allah pun mengabadikan namanya di langit dan
memerintahkan rasul-Nya agar membacakan surat al-Bayyinah untuknya. Sementara itu, Abu Hurairah menghafal hampir seluruh hadits, dan
membagi malamnya menjadi tiga: untuk shalat, menghafal dan tidur. Ibn Taimiyyah
menulis empat buku tipis dalam sehari, satu di antaranya disempurnakannya dalam
satu minggu. Ia menulis satu buku lengkap dalam sekali duduk. Lalu, lebih dari
seribu pengarang menulis tentang dirinya.
Sebuah ungkapan bijak berkata,
”Renang tidak cukup dipelajari dengan buku, tapi harus dipraktekkan langsung di
air. Olah raga bukan dengan
menonton televisi, tapi dengan menggerakkan badan di lapangan.” Bener
sekalilah. Renang tak mungkin bisa kita tahu kalau kita tak segera
mempraktekkannya di air.
Karena larinya kencang, kuda
sering dipilih menjadi kendaraan pada raja. Sedang keledai itu bodoh, sehingga
ia hanya menjadi tunggangan para budak. Singa itu buas, karena itu ia merajai
hutan. Allah Swt berfirman:
”Dan
bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah
diusahakannya, dan bahwasanya usahanya itu kelak akan diperlihatkan. Kemudian akan diberi balasan kepadanya dengan balasan yang paling
sempurna.” (QS. An-Najm: 39-41)
Orang bijak mengatakan:
”Hidup
memerlukan pengorbanan. Pengorbanan memerlukan perjuangan. Perjuangan memerlukan ketabahan.
Ketabahan memerlukan keyakinan. Keyakinan pula menentukan kejayaan. Kejayaan
pula akan menentukan kebahagiaan.”
Ada semboyan perjuangan yang
sangat bagus dari gerakan Ikhwanul Muslimin yang didirikan Imam Hasan Al-Banna
pada 1928 di Mesir:
Allah tujuan kami
Rasul pemimpin kami
Al-Qur’an pedoman kami
Jihad jalan kami
Syahid di jalan Allah
cita-cita tertinggi kami
Sampai di titik ini, sebuah ajakan baik untuk
kita semua: Marilah teruslah melangkah dengan kesungguhan. Bersungguh-sungguh
melakukan apa yang terbaik, itulah agenda perjuangan kita. Dengan sekuat
tenaga, mari kita wujudkan impian-impian sukses terbesar dalam hidup. []
No comments:
Post a Comment