TEMAN yang baik itu bukanlah yang terus menganggapmu benar
walau kenyataannya kamu salah. Teman
yang baik adalah yang menasehatimu, mengingatkanmu, mengembalikan kesadaranmu
saat kamu berbuat kekhilafan.
Nabi Musa as pernah menganggap
dirinya paling pintar. Suatu waktu bertemulah beliau dengan Nabi Khidir as.
Khidir pun mengajaknya jalan dan melakukan hal-hal aneh di luar pikiran Nabi
Musa as. Nabi Musa kaget atas ulah sahabatnya itu. Di sini perasaan merasa diri hebat pun luluh. Musa tersadar bahwa ada
manusia lain yang lebih hebat ketimbang dirinya. Kesalahannya pun telah
diperbaiki oleh Nabi Khidir as.
Teman itu ibarat cermin. Pernah
bercermin? Pasti pernah! Kita melihat diri kita baik, pantas, gagah, cantik,
itu lewat cermin. Seorang teman juga begitu. Kita menganggap kita baik dan
pantas. Jika teman kita rajin, pelan tapi pasti kita akan rajin, begitu juga
bila teman kita malas Abu Kaslaan (bapaknya pemalas), Ummu Kaslaan (ibunya
pemalas) maka kita pun terseret ke dalam jurang kemalasan.
Di sebuah
desa kecil, ada sebuah rumah yang dikenal dengan nama Rumah Seribu Cermin. Suatu hari seekor
anjing kecil sedang berjalan-jalan di desa itu dan melintasi rumah tersebut. Ia tertarik
pada rumah itu dan memutuskan untuk masuk
melihat-lihat apa yang ada di dalamnya.
Sambil
melompat-lompat ceria ia menaiki tangga rumah dan masuk melalui pintu depan. Telinga
terangkat tinggi-tinggi, ekornya bergerak-gerak secepat mungkin. Betapa terkejutnya ia ketika masuk ke dalam rumah,
ia melihat ada seribu wajah ceria
anjing-anjing kecil dengan ekor yang bergerak-gerak cepat. Ia tersenyum lebar, dan seribu wajah anjing kecil
itu juga membalas dengan senyum lebar, hangat
dan bersahabat. Ketika ia meninggalkan rumah itu,
ia berkata pada dirinya sendiri, "Tempat ini sangat menyenangkan. Suatu
saat saya akan kembali mengunjunginya sesering
mungkin."
Sesaat
setelah anjing itu pergi, datanglah anjing kecil yang lain. Namun, anjing yang satu ini
tidak seceria anjing yang sebelumnya. Ia juga
memasuki rumah itu. Dengan perlahan ia menaiki tangga rumah dan masuk melalui pintu. Ketika berada di dalam, ia terkejut
melihat ada seribu wajah anjing kecil yang
muram dan tidak bersahabat. Segera saja ia menyalak keras-keras,
dan dibalas juga dengan seribu gonggongan yang menyeramkan. Ia merasa ketakutan dan keluar dari rumah sambil berkata pada
dirinya sendiri, "Tempat ini sungguh
menakutkan, saya takkan pernah mau kembali ke sini lagi."
Mau bahagia? Carilah teman yang baik
karena teman itu bisa saja membuat jiwamu mulia, pun demikian membuatmu hina
dina. Temanmu adalah masa depanmu. Temanmu adalah wajahmu. []
No comments:
Post a Comment