ORANG yang indah sejatinya ada pada kedalaman ilmu dan
budi pekertinya. Keindahan itu bisa kita lihat dalam perilaku sehari-hari.
Orang yang berilmu biasanya ketika ilmunya bertambah ia akan semakin merunduk. Mereka mempraktikkan “filosofi padi” dalam jiwanya. Padi itu kalau dia sudah berisi, bisa dipanen, maka
ia akan merunduk. Berbeda dengan padi yang belum berisi dan belum bisa dipanen.
Coba kita perhatikan pohon padi. Makin
berisi, padat dan berbobot, makin tunduklah ia. Ia akan terlihat seperti
manusia yang sedang bersujud kepada penciptanya. Begitu juga dengan budi
pekerti, orang yang cerdas adalah yang paling baik budi pekertinya. Olehnya
itu, maka kita punya kewajiban untuk meniru akhlak sang manusia terbaik sepanjang
masa, Rasulullah Saw.
Allah Swt berfirman:
“Sesungguhnya
telah ada pada diri Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu.” (QS. Al-Ahzab: 21)
Dalam perspektif ayat ini berarti
seorang yang indah adalah yang paling taat pada risalah dan dakwah yang dibawa
oleh Rasulullah. Ilmunya dalam, pendapatnya bijaksana, dan akhlaknya terpuji. Terkait dengan ini, ada
sebuah ungkapan bagus. Begini kata ungkapan itu, “Wanita yang cantik tanpa pribadi yang mulia,
umpama kacamata yang bersinar-bersinar, tetapi tidak melihat apa-apa.”
Mereka yang cantik luar dan dalam, maka kebahagiaan
sudah pasti menjadi milik mereka. []
No comments:
Post a Comment